Terjang Inflasi dengan 10 Strategi Cerdas Mengelola Keuangan
- 1. Membuat Arus Kas Positif
- 2. Mengelola Dana Darurat
- 3. Lindungi Diri dengan Asuransi
- 4. Tetap Disiplin Investasi
- 5. Tingkatkan Keterampilan dan Pendapatan
- 6. Tetap Pantau Pengeluaran
- 7. Tingkatkan Literasi dan Perencanaan Keuangan
- 8. Optimalkan Pendapatan Pasif
- 9. Lindung Nilai dengan Aset Berharga
- 10. Optimalkan Pajak
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Inflasi tentu saja berdampak pada daya beli masyarakat karena harga kebutuhan sehari-hari menjadi semakin mahal. Di tengah inflasi yang terjadi saat ini, mengatur keuangan dengan baik menjadi sangat penting.
Perencanaan keuangan yang matang diperlukan agar keuangan tetap stabil meski harga-harga melambung. Tanpa perencanaan keuangan, inflasi bisa membuat keuangan menjadi kacau karena pengeluaran melampaui pemasukan.
Berikut ini adalah cara jitu mengatur keuangan di tengah inflasi agar tetap stabil:
1. Membuat Arus Kas Positif
Cara pertama adalah memastikan arus kas atau cash flow tetap positif setiap bulannya. Arus kas positif artinya pemasukan lebih besar daripada pengeluaran sehingga keuangan berada di zona aman.
Untuk membuat arus kas positif, pertama tentukan berapa pemasukan rutin per bulan dari gaji atau usaha. Kemudian, hitung pengeluaran rutin seperti cicilan, tagihan, dan kebutuhan lainnya.
Pastikan pemasukan lebih besar dari pengeluaran setelah semua kewajiban dibayar. Jika ternyata pengeluaran lebih besar, lakukan penghematan dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, batasi penggunaan kartu kredit atau mengurangi frekuensi jajan dan hiburan di luar.
2. Mengelola Dana Darurat
Cara kedua adalah mengelola dana darurat dengan baik. Dana darurat sangat penting untuk menghadapi inflasi dan situasi darurat lainnya. Dana darurat disarankan minimal 6 bulan dari pengeluaran rutin.Jika belum memiliki dana darurat, segera menabung 10-20% dari pemasukan rutin ke rekening khusus.
Jangan menyentuh dana darurat kecuali dalam keadaan mendesak. Selain menabung rutin, dana darurat juga bisa diperoleh dari hasil investasi atau pemotongan pengeluaran. Tetap disiplin menabung dan mengantisipasi risiko untuk mempertahankan dana darurat.
3. Lindungi Diri dengan Asuransi
Inflasi meningkatkan risiko kerugian finansial jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, lindungi diri dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Asuransi kesehatan sangat penting agar tidak menggunakan tabungan saat sakit atau kecelakaan.
Pilih asuransi kesehatan sesuai kebutuhan dan kemampuan bayar premi.Asuransi jiwa juga penting untuk melindungi keluarga jika terjadi risiko meninggal dunia. Pertimbangkan asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan memadai untuk kebutuhan keluarga.
Dengan asuransi, risiko kerugian finansial bisa diminimalisir meski terjadi hal buruk. Investasikan premi asuransi demi ketenangan di masa sulit.
4. Tetap Disiplin Investasi
Di tengah inflasi, banyak yang memilih menarik investasi untuk memenuhi kebutuhan. Namun, justru disarankan tetap disiplin berinvestasi meski dengan nominal kecil. Investasi rutin dapat membantu mempertahankan aset saat inflasi melemahkan daya beli uang.
Misalnya, investasi emas atau reksa dana saham terbukti menguntungkan di masa inflasi. Pertahankan investasi yang tepat sesuai profil risiko dan tujuan investasi. Jika perlu, konsultasikan dengan advisor keuangan untuk memilih instrumen investasi terbaik saat ini.
5. Tingkatkan Keterampilan dan Pendapatan
Inflasi menurunkan daya beli, sehingga perlu meningkatkan keterampilan dan pendapatan. Misalnya, pelajari keterampilan baru seperti digital marketing, desain grafis, atau bahasa asing. Keterampilan tambahan memungkinkan mendapatkan pendapatan ekstra di luar pekerjaan utama.
Selain itu, tingkatkan kualifikasi dengan pelatihan dan sertifikasi untuk naik jabatan. Andalkan kreativitas untuk menciptakan peluang usaha di tengah inflasi. Misalnya, jualan makanan ringan, pakaian bekas, atau menawarkan jasa tertentu. Pendapatan tambahan ini bisa membantu menutupi kenaikan pengeluaran akibat inflasi.
6. Tetap Pantau Pengeluaran
Waspada pengeluaran yang membengkak karena inflasi dengan rutin mencatat pengeluaran. Catat semua pengeluaran baik kebutuhan pokok, tagihan, hingga pengeluaran lainnya. Bandingkan dengan anggaran bulanan dan lihat apakah ada pengeluaran berlebih yang bisa dipangkas.
Misalnya, berlangganan layanan streaming yang jarang digunakan atau mengurangi belanja online. Selain mencatat pengeluaran, manfaatkan aplikasi pengelola keuangan. Beberapa aplikasi memudahkan untuk membuat anggaran, mengingatkan jatuh tempo, hingga investasi secara digital.
7. Tingkatkan Literasi dan Perencanaan Keuangan
Inflasi menguji pengetahuan dan kedisiplinan mengelola keuangan. Tingkatkan literasi keuangan dengan terus belajar melalui buku, kursus, atau konten edukasi. Selain itu, susun perencanaan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang.
Rencanakan target keuangan, langkah implementasi, hingga strategi penghematan dan investasi. Konsultasikan rencana keuangan dengan ahli perencana keuangan seperti financial planner. Hal ini penting untuk memastikan perencanaan keuangan telah tepat sesuai profil dan tujuan keuangan.
8. Optimalkan Pendapatan Pasif
Pendapatan pasif dari investasi atau bisnis sangat membantu menopang keuangan di masa inflasi. Misalnya, pendapatan dari sewa properti, dividen saham, atau hasil bisnis online. Kembangkan aset yang menghasilkan pendapatan pasif seperti properti komersial atau reksa dana pendapatan tetap.
Jika memiliki keahlian khusus, manfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tanpa perlu bekerja aktif. Dengan berbagai sumber pendapatan pasif, keuangan lebih stabil karena tidak bergantung pada satu sumber penghasilan saja. Pendapatan pasif juga cenderung meningkat seiring waktu sehingga lebih tahan inflasi.
9. Lindung Nilai dengan Aset Berharga
Salah satu cara lindung nilai terhadap inflasi adalah berinvestasi aset berharga seperti properti, emas, atau mata uang asing. Nilai aset-aset tersebut cenderung naik saat inflasi karena kenaikan harga aset lebih tinggi dibandingkan inflasi.
Misalnya, harga emas dan properti terbukti lebih tahan terhadap inflasi dibandingkan deposito bank konvensional. Begitu pula nilai tukar dolar cenderung menguat saat rupiah melemah karena inflasi.
Pertimbangkan untuk memiliki portofolio aset berharga untuk lindung nilai. Namun tetap diversifikasi aset agar tidak terlalu berisiko.
10. Optimalkan Pajak
Salah satu beban keuangan saat inflasi adalah pajak seperti pajak penghasilan. Kendalikan beban pajak dengan memanfaatkan instrumen legal pengurang pajak.
Misalnya, manfaatkan reksadana yang sesuai untuk mengurangi pajak atas keuntungan investasi. Selain itu, maksimalkan pengurang pajak dari asuransi kesehatan atau sumbangan amal. Konsultasikan manajemen pajak ke ahli pajak registered. Dengan penghematan pajak, saldo kas bulanan bisa lebih optimal.
Itulah 10 cara jitu mengatur keuangan di tengah inflasi agar tetap stabil. Dengan perencanaan keuangan matang dan berdisiplin menjalankannya, inflasi dapat dihadapi tanpa gejolak berarti pada keuangan. Tetap waspada dan cermat dalam setiap pengeluaran.
Popular Kategori
Artikel Terkait
-
Data Busuk? Ini Aplikasi Pinjol yang Tetap Cairkan Dana
-
Pro Kontra Pinjaman Online: Solusi atau Jebakan?
-
Pinjaman Online Pakai Fotokopi KTP, Amankah Data Anda?
-
Jangan Panik! Begini Cara Atasi Nomor HP Dipakai Pinjaman Online Tanpa Izin
-
BP Tapera Pastikan Iuran 3% Gaji Karyawan Akan Dikembalikan Jika Tak Butuh Rumah
-
Cara Hitung Iuran Tapera dan Simulasi Potongan Berdasar Besaran Gaji
-
Strategi Memanfaatkan Kartu Kredit Untuk Investasi
-
Cara Sukses Mengajukan Pinjaman Online? Ini Kuncinya Agar Disetujui
-
Cara Dapat Uang 10 Juta Sehari Bahkan Tanpa Modal
-
Laporan Warga Soal Pinjol: Mayoritas Komplain Perilaku Penagih Utang