Skip to main content

KRIS vs BPJS Kesehatan Kelas 1,2. 3: Apa Perbedaanya?

Ditulis Oleh admin.

Perbedaan KRIS dengan sistem kelas 1,2, dan 3 pada BPJS Kesehatan

Perbedaan utama dari perubahan ini bertujuan untuk menciptakan standarisasi layanan kesehatan yang lebih merata bagi seluruh peserta, tanpa membedakan kelas seperti sistem sebelumnya. Melalui KRIS, semua peserta akan mendapatkan akses ke layanan medis dan non-medis yang sama.

Dilansir dari berbagai sumber, Capitalfinancia telah merangkum perbedaan utama antara sistem KRIS dengan sistem kelas 1, 2, dan 3 pada BPJS Kesehatan, sebagai berikut.

Perbedaan Utama Sistem KRIS dan Kelas 1, 2, dan 3

Untuk lebih memahami perubahan ini, berikut adalah perbandingan antara sistem KRIS dan sistem kelas lama:

AspekSistem KRISKelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan
Akses LayananSemua peserta mendapatkan layanan yang samaPeserta dibagi berdasarkan kelas
FasilitasStandar fasilitas ditetapkan secara merataFasilitas berbeda tergantung kelas
Kapasitas KamarTidak ada pembatasan kapasitas kamar berdasarkan kelasKapasitas kamar bervariasi sesuai kelas
Layanan MedisSetara untuk semua pesertaBerbeda berdasarkan kelas

Fasilitas dalam Sistem KRIS

Dalam implementasi sistem KRIS, terdapat 12 kriteria yang harus dipenuhi oleh fasilitas ruang perawatan. Kriteria ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap ruang perawatan memenuhi standar tertentu demi kenyamanan dan keselamatan pasien. Beberapa kriteria tersebut meliputi:

  • Ventilasi yang baik
  • Pencahayaan yang cukup
  • Kelengkapan tempat tidur
  • Aksesibilitas kamar mandi
  • Kebersihan dan sanitasi ruang perawatan
  • Ruang tunggu yang memadai

Manfaat Implementasi Sistem KRIS

Implementasi sistem KRIS membawa berbagai manfaat bagi peserta BPJS Kesehatan, antara lain:

  • Pemerataan Akses Layanan: Semua peserta mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan tanpa diskriminasi.
  • Peningkatan Kualitas Layanan: Dengan standar fasilitas yang ditetapkan, kualitas layanan medis dan non-medis dapat ditingkatkan secara keseluruhan.
  • Pengurangan Stigma Sosial: Dengan tidak adanya pembagian kelas, stigma sosial terkait status ekonomi pasien dapat diminimalisir.
  • Efisiensi Biaya: Dengan sistem yang lebih terstandarisasi, diharapkan biaya operasional rumah sakit dapat ditekan sehingga dapat menguntungkan semua pihak.

Tantangan dalam Implementasi Sistem KRIS

Meskipun banyak manfaatnya, implementasi sistem KRIS juga menghadapi beberapa tantangan:

  • Kesiapan Fasilitas Kesehatan: Tidak semua rumah sakit siap untuk memenuhi kriteria fasilitas yang ditetapkan oleh sistem KRIS.
  • Sosialisasi kepada Masyarakat: Pentingnya sosialisasi agar masyarakat memahami perubahan ini dan tahu hak-hak mereka sebagai peserta.
  • Pengawasan dan Evaluasi: Diperlukan pengawasan ketat untuk memastikan bahwa semua fasilitas mematuhi standar yang telah ditetapkan.

Kesimpulan

Perubahan dari sistem kelas tradisional (kelas 1, 2, dan 3) ke sistem KRIS merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Dengan memberikan akses setara kepada semua peserta BPJS Kesehatan, diharapkan sistem ini dapat menciptakan lingkungan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjang dari kebijakan ini sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.